Wednesday, May 16, 2012

Routing Protocol, ATM, Frame Relay, MPLS


Routing Protocol
  menentukan arah pengiriman paket dengan bertukar info routing
  Teori yang digunakan
  OSPF ( Open Sorthest Path First ) adalah  routing protokol yang secara umum dapat digunakan untuk seluruh router lainnya yang mengadopsi routing protocol OSPF.
  Media yang dapat meneruskan OSPF :
  Broadcast Multiaccess
  Point to Point
  Point to Multi Point
  NonBroadcast Multiaccess
  EIGRP ( Enhanched InteriorGateway Routing Protocol) adalah routing protocol yang hanya diadopsi oleh router cisco atau sering disebut sebagai proprietary protocol pada cisco, dimana EIGRP ini hanya bisa digunakan sesama router cisco.
Broadcast Multiaccess
  media yang banyak terdapat dalam jaringan lokal atau LAN seperti misalnya ethernet,FDDI, dan token ring.
  OSPF akan mengirimkan traffic multicast dalam pencarian router-router neighbour-nya.
  akan terpilih dua buah router yang berfungsi sebagai Designated Router (DR) dan Backup Designated Router (BDR).

Point to Point
  Digunakan pada kondisi di mana hanya ada satu router lain yang terkoneksi langsung dengan sebuah perangkat router.
  kondisi Point-to-Point ini, router OSPF tidak perlu membuat Designated Router dan Back-up-nya karena hanya ada satu router yang perlu dijadikan sebagai neighbour.
  Dalam proses pencarian neighbour ini,router OSPF juga akan melakukan pengiriman Hello packet dan pesanpesan lainnya menggunakan alamat multicast bernama AllSPFRouters 224.0.0.5.
Point to Multipoint
  media yang memiliki satu interface yang menghubungkannya dengan banyak tujuan.
  Jaringan-jaringan yang ada di bawahnya dianggap sebagai serangkaian jaringan Point-to-Point yang saling terkoneksi langsung ke perangkat utamanya.
Non Broadcast Multiaccess
  Media ini dapat menyediakan koneksi kebanyak tujuan, tidak hanya ke satu titik saja.
PROSES OSPF

 
  Membentuk Adjacency Router
  Memilih DR dan BDR (jika diperlukan)
  Mengumpulkan State-state dalam Jaringan
  Memilih Rute Terbaik untuk Digunakan
  Menjaga Informasi Routing Tetap Upto-date
 
EIGRP
  EIGRP menggunakan formula berbasis bandwidth dan delay untuk menghitung metric yang sesuai dengan suatu rute
  Konvergensi EIGRP lebih cepatdibandingkan dengan protocol distance vector disebabkan karena EIGRP tidak memerlukan fitur loopavoidance yang pada kenyataannya menyebabkan konvergensi protocol distance vector melambat.
  kelemahan utama EIGRP adalah protocol Cisco-propritary, sehingga jika diterapkan pada jaringan multivendor diperlukan suatu fungsi yang disebut route redistribution dimana berfungsi menangani proses pertukaran rute router di antara dua protocol link state (OSPF dan EIGRP).

  EIGRP sering disebut juga hybriddistance-vector routing protocol, karena EIGRP ini terdapat dua tipe routing protocol yang digunakan, yaitu distance vector dan link state.
  EIGRP mempunyai 3 tabel dalam menyimpan informasi jaringannya :
  Neighbor table
  Topology table
  Routing table
KELEBIHAN
OSPF

EIGRP
  Speed of convergence
  Support for Variable Length Subnet Mask (VLSM)
  Network size
  Path selection
  Grouping of members

  Mudah dikonfigurasi semudah RIP.
  Summarization dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja..
  EIGRP satu-satunya yang dapat melakukan unequal load balancing.
  Kombinasi terbaik dari protokol distance vector dan link state.
  Mendukung multiple protokol network (IP, IPX, dan lain-lain )


ATM (Asynchronous Transfer Mode)
  ATM : suatu teknologi packet switching (virtual circuit) berkecepatan tinggi yang dapat melayani semua jenis layanan seperti suara, data, gambar, dan video dalam suatu jaringan digital yang terintegrasi.
  ATM juga biasa disebut protokol jaringan yang berbasis sel, yaitu paket-paket kecil yang berukuran tetap.
  ATM juga mendukung komunikasi broadband
Karakteristik ATM
  Menggunakan paket yang pendek berukuran tetap (53 byte) yang disebut sel ATM (48 byte digunakan sebagai byte informasi dan 5 byte sebagai header)
  Mendukung berbagai jenis trafik
  Data, suara, gambar, video
  Mode real-time dan non real-time
  Transmisi secara connection oriented
  Memiliki kemampuan QoS (Quality of Service)
  Bandwidth on demand
  High speed network: 25 Mbps – 2,5 Gbps
  Switching via hardware
  Memiliki skalabilitas implementasi
  LAN, MAN, hingga WAN
Header pada ATM
  UNI (User to Network Interface) : menghubungkan antara end sistem seperti host dan router atau dengan ATM switch
  Terdapat GFC (Generic Flow Control)
  NNI (Network to Network Interface) : menghubungkan antara dua ATM switch
Deskripsi Beberapa Field pada Header Sel ATM
  GFC (Generic Flow Control)
  VPI (Virtual Path Identifier)
  VCI (Virtual Channel Identifier)
  PT (Payload Type)
  CLP (Cell Loss Priority)
  HEC (Header Error Control)
Service-service pada ATM
  CBR (Constant Bit Rate) : mendukung aplikasi yang membutuhkan kecepatan transmisi yang konsisten, contohnya layanan telephony
  VBR (Variable Bit Rate) : untuk aplikasi yang kurang sensitif terhadap variasi kecepatan, terbagi dua menjadi rt-VBR dan nrt-VBR
  ABR (Available Bit Rate) : untuk aplikasi data yang membutuhkan cell loss rendah
  UBR (Unspecified Bit Rate) : jenis layanan yang mempunyai kemungkinan loss paling besar 
Layer pada ATM
  Physical Layer
  ATM Layer
  AAL (ATM Adaptation Layer)
  Upper / Header Layer
Frame Relay

  Frame Relay adalah protokol WAN yang beroperasi pada layer pertama dan kedua dari model OSI (fisik dan data link)
  cara mengirimkan informasi melalui wide area network (WAN) yang membagi informasi menjadi frame atau paket 
Fitur Frame Relay



  Kecepatan tinggi
  Bandwidth Dinamik
  Performansi yang baik/ Good Performance
  Overhead yang rendah dan kehandalah tinggi (High Reliability)
Perangkat Frame Relay
  DTE: Data Terminating Equipment
  DCE: Data Communication Equipment
Virtual Circuit (VC) Frame Relay
Switched Virtual Circuit (SVC)

Permanent Virtual Circuit (PVC)
·         koneksi sementara yang digunakan ketika terjadi transfer data antar perangkat DTE melewati jaringan Frame Relay
·         4 status pd SVC :
  Call setup
  Data transfer
  Idling
  Call termination

·         koneksi yang terbentuk untuk menghubungkan 2 peralatan secara terus menerus tanpa memperhitungkan apakah sedang ada komunikasi data yang terjadi di dalam sirkit tersebut
·         Status pada PVC :
               Data transfer
               Idling





Struktur Frame Relay
  Flags - menandakan awal dan akhir sebuah frame
  Address - terdiri dari DCLI (data link connection identifier), Extended Address (EA), C/R, dan “Congestion control information”
  DLCI Value - menunjukkan nilai dari “data link connection identifier”. Terdiri dari 10 bit pertama dari “Address field”/alamat.
  Extended Address (EA) - menunjukkan panjang dari “Address field”, yang panjangnya 2 bytes.
  C/R - Bit yang mengikuti byte DLCI dalam “Address field”. Bit C/R tidak didefinisikan saat ini.
  Congestion Control - Tiga bit yang mengontrol mekanisme pemberitahuan antrian (congestion) Frame Relay.
  Data - terdiri dari data ter-encapsulasi dari “upper layer” yang panjangnya bervariasi.
  FCS - (Frame Check Sequence) terdiri dari informasi untuk meyakinkan keutuhan frame.
MPLS (multi-protocol label switching)
  arsitektur network yang didefinisikan oleh IETF untuk memadukan mekanisme label swapping di layer 2 dengan routing di layer 3 untuk mempercepat pengiriman paket
  MPLS melakukan enkapsulasi paket IP, dengan memasang header MPLS
  Header MPLS terdiri atas 32 bit data, termasuk 20 bit label, 2 bit eksperimen, dan 1 bit identifikasi stack, serta 8 bit TTL
 
Pengertian MPLS
  Multiprotocol Label Switching (disingkat menjadi MPLS) adalah teknologi penyampaian paket pada jaringan backbone berkecepatan tinggi.
  Asas kerjanya menggabungkan beberapa kelebihan dari sistem komunikasi circuit-switched dan packet-switched yang melahirkan teknologi yang lebih baik dari keduanya
  MPLS berada di antara lapisan kedua dan ketiga.
OSI (Open System Interconnection )
OSI sendiri merupakan singkatan dari Open System Interconnection. Model ini disebut juga dengan model "Model tujuh lapis OSI" (OSI seven layer model).




Prinsip kerja MPLS
Prinsip kerja MPLS
  Menggabungkan kecepatan switching pada layer 2 dengan kemampuan routing dan skalabilitas pada layer 3
  menyelipkan label di antara header layer 2 dan layer 3 pada paket yang diteruskan
  Label dihasilkan oleh Label-Switching Router (LSR)
  Label berisi informasi tujuan node selanjutnya kemana paket harus dikirim
  Paket-paket diteruskan dalam path yang disebut LSP (Label Switching Path). 
MPLS di Hirarki Network

Komponen MPLS
  Label Switched Path (LSP): Merupakan jalur yang melalui satu atau serangkaian LSR dimana paket diteruskan oleh label swapping dari satu MPLS node ke MPLS node yang lain.
  Label Switching Router : MPLS node yang mampu meneruskan paket-paket layer-3
  MPLS Edge Node atau Label Edge Router (LER) : MPLS node yang menghubungkan sebuah MPLS domain dengan node yang berada diluar MPLS domain
  MPLS Egress Node : MPLS node yang mengatur trafik saat meninggalkan MPLS domain
  MPLS ingress Node : MPLS node yang mengatur trafik saat akan memasuki MPLS domain
  MPLS label : merupakan label yang ditempatkan sebagai MPLS header
  MPLS node : node yang menjalankan MPLS. MPLS node ini sebagai control protokol yang akan meneruskan paket berdasarkan label.
VPN dengan MPLS
  Salah satu feature MPLS adalah kemampuan membentuk tunnel atau virtual circuit yang melintasi networknya. Kemampuan ini membuat MPLS berfungsi sebagai platform alami untuk membangun virtual private network (VPN).
  VPN yang dibangun dengan MPLS sangat berbeda dengan VPN yang hanya dibangun berdasarkan teknologi IP
  VPN pada MPLS lebih mirip dengan virtual circuit dari FR atau ATM, yang dibangun dengan membentuk isolasi trafik.
   Lapisan pengamanan tambahan seperti IPSec dapat diaplikasikan untuk data security.
Keuntungan VPN MPLS
  Paket data dikirimkan berdasarkan kode-kode yang ada pada label. Tiap paket data yang dikirim akan membawa sebuah label yang mengindentifikasikan tujuannya.
  Memungkinkan untuk membuat konfigurasi mesh dalam jasa penyelenggara telekomunikasi, tidak perlu dikonfigurasikan sendiri oleh pelanggan (Jaringan cost-effective fully-mesh topologies)
  Tidak membutuhkan perangkat tambahan (seperti halnya IP Sec via Internet)  di sisi pelanggan – enskapsulation MPLS terjadi di dalam jaringan penyelenggara
  Memungkinkan bundling value added services ke dalam MPLS-VPN (Internet, voice dan data secara bersamaan). 



 http://direktorikuliah.com

No comments:

Post a Comment